Karena Cinta

Rabu, 17 Februari 2010

PENTINGNYA SEBUAH RUMAH

Hari Senin, adalah hari pertama aku jalan bareng untuk Cold call dengan temanku. Sudah menjadi kebiasaannya untuk pegi ke Bandara Soekarno Hatta. Tempat tersebut sudah dijajakinya sejak ia pertama kali menjadi agent. Aku hanya menuruti kemana saja ia melangkah.
Tibalah kami pada sebuah pos polisi. Temanku masuk ke dalam mencari seorang polisi yang sudah dikenalnya. Ia melewati 2 orang polisi lain yang sedang duduk disitu. Aku masuk ke dalam dan sambil tersenyum serta mengangukan kepala berkata " permisi pak, numpang duduk disini ya?" sambil menghampiri bangku kayu panjang yang sudah diduduki oleh polisi yang belum aku tahu namanya saat itu. Ia mempersilahkan aku dan akupun duduk bersebelahan dengan polisi tersebut. Seorang polisi yang lain sedang duduk menghadapi komputer. Entah apa yang sedang dikerjakannya.

Saat aku duduk si polisi yang mempersilahkan aku duduk tersebut bertanya, "dari asuransi ya" karena kebetulan saat itu aku pakai baju seragam yang mengunakan simbol asuransi dimana tempat aku bekerja. Aku menjawab "iya Bpk". "Apa ada asuransi untuk pendidikan anak?" kujawab "ada Bpk." Akupun mengeser tempat dudukku untuk lebih mendekatinya dan mengambil tasku lalu mencari file illustrasi yang sudah kubuat untuk orang lain yang aku gunakan sebagai contoh. Aku langsung menjelaskannya. Temanku langsung beranjak menghampiri polisi yang sedang duduk di depan komputer lalu mulai menjelaskan ke polisi tersebut mengenai manfaat asuransi yang harus dimiliki oleh semua orang.

Singkat cerita, si polisi tersebut benar-benar tertarik dan kemudian menelpon istrinya. Iapun mengundangku dan temanku untuk datang ke rumahnya presentasi ulang untuk istrinya.
Aku dan temanku merasa senang sekali.

Esok harinya, jam 10 pagi aku sudah sampai di rumah polisi tersebut. Rumahnya bercat putih, sepertinya memang baru dibangun.
Kami masuk dan dipersilahkan duduk di sofa besar bermotif bunga-bunga berwarna coklat. Si polisi tersebut memanggil istrinya dan masuk ke dalam mengambil minuman dan buah duku untuk kami. Temanku dan aku mengucapkan terima kasih dan mengatakan pada si polisi bahwa baru kali ini kami mendapat perlakuan yang baik dari seorang calon nasabah. Bahkan pernah juga temanku dilepasin anjing oleh seseorang saat ia ingin memprospek. Si polisi tersenjum dan berkata " masa sih?" "Ya begitulah suka dukanya menjadi seorang agen asuransi Bpk" kataku sambil tersenjum.

Temanku memulai presentasi dengan membuka laptop yang sudah berisikan ilustrasi pendidikan anak si polisi tersebut dengan mengeluarkan selembar kertas untuk menulis apa saja manfaat yang diterimanya bila ia menabung sebesar Rp. 350.000,-/ bln untuk anaknya. 10 menit kami di tempat itu, hujan turun dengan derasnya.
Akhir presentasi, mereka menjetujui membuka tabungan pendidikan untuk anaknya. Setelah itu kamipun ngobol-ngobrol santai.

Dari hasil obrolan tersebut, aku jadi mengerti bahwa rumah yang ditempati si polisi tersebut adalah hasil jerih payahnya. Baginya dulu waktu muda, mobil penting untuk keren-kerenan aja. Tapi setelah berkeluarga dan punya anak, rumah yang harus diutamakan. Mobilnya 2 unit dijual untuk membeli tanah dan kemudian membangunnya. Ia sampai benar-benar merih / ngirit sekali untuk membeli makanan. Setiap hari hanya makan indomie (suami & isteri) yang penting bisa membeli keramik dan bahan-bahan bangunan untuk rumahnya. Anak untuk sementara/saat membangun rumah dititipkan pada mertua.
Aku benar-benar salut padanya. Iapun mempunyai rumah baru yang bersebelahan dengan rumahnya yang ingin dijual dengan harga Rp 260.000.000,- dengan luas tanah 118 M. Bagi si polisi sekarang pakai motor dulu, yang penting ada rumah untuk tempat tinggal ia dan keluarganya.

Temanku heran, kenapa si polisi bisa punya uang sebanyak itu? karena ia baru menjabat 4 tahun sebagai polisi.
Si polisi mengambil buku besar yang isinya pembukuannya berdagang. Ia mencatat penghasilan hariannya ia berjualan Tongseng dan gado-gado di Bandara. Keuntungan perhari paling rendah Rp 500.000,- dan bisa sampai Rp 1.000.000,-.
Temanku tercenggang. Aku tertawa, dan mengatakan padanya bahwa si polisi memang sudah mengatakan pada aku bahwa ia mempunyai kantin di Bandara dan mempunyai 5 orang karyawan. " pantas, ia bisa membangun 2 rumah dalam waktu singkat!" kata temanku sambil tersenyum. Yang memperlihatkan giginya yang putih.

Selesai kami melihat rumah baru si polisi yang ingin dijualnya, kamipun mohon diri. Kami katakan, bahwa kami akan memasukkan berkas ke kantor agar cepat di proses. Terima kasih atas minuman dan buah dukunya.

Inti dari cerita ini : Tidak ada hal yang mustahil selagi kita punya kemauan.
Bagi Si Polisi ; kemauannya untuk mempunyai rumah
Bagi kami sebagai agen : kemauan jalan untuk mencari nasabah.

Senin, 08 Februari 2010

SELEBRITI BERBAGI

Hari Jumat Tgl 5 Pebruari 2010, aku main ke rumah temanku di daerah Kelapa Gading. Rumah yang baru ditempatinya itu di daerah Vespa. Rumahnya 2 lantai dengan banyak kamar. Kontrak rumah tersebut cukup mahal. Tapi melihat lokasinya yang berseberangan dengan sekolahan kurasa cukup sepadan. Pekarangan rumah dimanfaatkannya untuk berdagang makanan. Lontong sayur dan Mie goreng.

Temanku mengajakku naik ke lantai 2 agar aku bisa beristirahat sambil menonton TV. Kebetulan aku tidak punya TV di rumah. Kalau aku katakan mengenai hal ini, tidak ada yang percaya kalau aku tidak punya TV. "Kenapa?" pasti semua orang menanyakan hal ini. Aku jawab dengan ringannya "suamiku itu hobby nonton, kalau ada TV dia tidak akan kerja." Lagipula aku berfikir, kadang-kadang kita sering lupa waktu bila sudah ada di depan TV. Untuk itu juga aku membatasi diri. Aku tidak merasa susah tidak punya TV. Aku bisa nonton disaat aku kerumah teman atau saudara. Nah, hari ini adalah saatnya aku bisa nonton Selebriti berbagi.

Selebriti itu bernama Firman. Firman seorang penyanyi, tapi aku tidak pernah tahu dari group band mana. Karena aku memang tidak begitu mengikuti group band apa saja yang tumbuh baru-baru ini.
Firman ingin membantu seorang Bapak yang cacat kakinya. Walaupun cacat si bapak tetap berusaha mencari nafkah untuk keluarganya dengan berjualan air mineral. Ia tidak menadahkan tangannya meminta-minta belas kasihan orang lain untuk dirinya yang cacat. Firman telah memantau kehidupan Bapak tersebut dan kemudian dia ingin membantu si Bapak. Firman menghubungi sipembawa acara Selebriti Berbagi (aku lupa namanya) Seorang wanita yang cukup cantik. Setelah Firman menghubungi wanita tersebut, Firmanpun bersama wanita tersebut ke rumah si Bapak. Rumah si Bapak, adalah sebuah rumah kontrakkan yang sangat sederhana. Si pembawa acara Selebriti berbagi menceritakan kepada si Bapak mengenai maksud kedatangan mereka. Si Bapak menangis. Aku yang menonton juga menangis. Apalagi aku orangnya cenggeng banget. Aku merasa, Firman itu baik . Ia tidak segan-segan menyisihkan uangnya sebesar Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) untuk orang lain yang tidak dikenalnya sama sekali. Aku merasa, itulah gunanya kita mempunyai uang lebih dari hasil jerih payah kita, agar kita bisa membahagiaan orang lain. Kita yang diberikan kelebihan uang mempergunakan uang kita untuk sesuatu hal yang benar, dan tidak mempergunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak baik.

Si Bapak menerima uang sebesar Rp 5.000.000,- tersebut dalam bentuk lima puluh ribuan tersebut sambil menangis. Firman menepuk-nepuk bahu si Bapak dengan air mata yang berlinang.
Si wanita cantik pembawa acara, mengatakan " Bapak, ingin dipakai untuk apa uang ini?" Si bapak menjawab "akan saya jadikan tambahan modal untuk berdagang, bayar kontrakan rumah dan untuk bayar sekolah anak saya." kemudian si wanita cantik tadi berkata " kalau begitu, apakah Bapak sudah siap bila sekarang saya antar Bapak untuk berbelanja kepasar?" si Bapak mengiyakan.
Firman menuntun tangan si Bapak yang diikuti oleh istrinya serta si wanita cantik tadi ke mobil. Mereka menuju pasar.

Di pasar, orang begitu ramainya. Yang pertama mereka beli adalah beras, kemudian si Bapak membelikan kalung emas untuk istrinya. Saat itu juga dipakaikan keleher istrinya dan kemudian mencium istrinya dengan penuh kasih sayang. Semua orang yang melihat hal itu bertepuk tangan semuanya. Setelah membeli emas, mereka membeli sebuah sepeda agar bisa dipakai untuk keperluan berdagang. Setelah itu mereka kembali ke rumah.
Delam perjalanan pulang, si wanita cantik pembawa acara tersebut mengatakan pada si Bapak bahwa Firman dan teman-temannya akan menyanyi dilapangan yang berada dekat dengan rumah si Bapak. Firman sangat berharap sekali, Bapak juga hadir ditempat itu agar bisa mendengarkan Firman menyanyi. Firman tersenyum gembira.


Saat mereka tiba di lapangan, warga di tempat itu telah ramai berkumpul. Firman menyanyi diiringi alunan musik yang dimainkan oleh teman-temannya.
Semua warga, merasa terhibur. Kelihatan dari senyum dan tawa mereka. Mengikuti lagu yang Firman nyanyikan.

Saat selesai menyanyi, Firman dan si wanita cantikpun mohon diri. Si wanita cantik berkata, "Semoga uang ini membawa berkah bagi Bapak dan usaha Bapak, Allah telah memberikan uang ini kepada umatnya yang rajin, yang tidak mudah menadahkan tangan dan mau bersusah payah untuk menghidupi keluarganya melalui tangan Firman."

Demikianlah cerita Selebriti berbagi telah berakhir. Aku hanya ingin mengatakan satu hal :
" Alangkah bahagianya hati kita bila kita bisa memberi kebahagian untuk orang lain. karena pada saat itu, kita merasa bahwa diri kita ini begitu berharga bagi orang lain."

Semoga Firman dan Selebriti-selebriti yang lain, yang telah membagikan kebahagiannya pada orang yang membutuhkan diberikan rezeki yang melimpah oleh Allah. Amin..........