Karena Cinta

Kamis, 31 Desember 2009

SAUDARA

Dalam hidup ini, alangkah senangnya bila kita mempunyai kakak/adik ketimbang menjadi anak tunggal. Kakak/ adik adalah anugrah terbesar yang diberikan Tuhan untuk diri kita. Tempat kita berbagi cerita, bercanda, memikul suatu beban bersama-sama. Memang tidak semua saudara (sifat dan kelakuannya) tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi alangkah baiknya bila kita tidak mengambil keputusan disaat kita sedang emosi/marah.
Karena disaat kita marah, yang ada hanya rasa benci padanya. Tapi, sadarkah kita bahwa keputusan yang kita ambil membawa dampak bagi orang lain disekitar kita?
Keputusan, tanpa menanyakan dulu duduk persoalannya, bukanlah hal yangg baik dan membuat kita kelihatan egois dan tidak dewasa.

Ada 1 cerita mengenai sebuah keluarga yang mempunyai 3 orang anak. Anak pertama laki-laki( aku tidak mengenalnya), anak kedua wanita yang cantik tapi bongsor, mempunyai lesung pipi dikedua pipinya. Mempunyai banyak anak, ceria, suka mengalah dan pemaaf. Anak ketiga wanita yang mungil, energik, ceria serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, egois, bisa memimpin, lebih berhasil dari ke 2 saudaranya.
Si adik yang lebih berhasil ini, mempekerjakan kakaknya yang bongsor dikantornya. Dengan maksud agar kakaknya mempunyai kegiatan.
Singkat cerita si kakak telah 1 tahun bekerja pada adiknya. Selama 1 tahun itu, telah beberapa kali si kakak mendengar kata "Gua Pecat" dan pernah juga si kakak diusir dari kantor.
Menurutku, kesalahan yang dibuat sikakak bukanlah kesalahan yang benar-benar fatal. Yang membuatnya harus dipecat.

Bulan Desember ini, adalah bulan terakhir si kakak bekerja. Ia dipecat oleh adiknya hanya karena ia tidak masuk kerja tepat waktu. Tanpa menanyakan "kenapa?" si adik langsung memecatnya lewat sms. Si kakak heran dan komplain dgn hal ini. Tapi siadik bersikeras bahwa ia dipecat. Esok harinya si Kakak masih masuk kantor, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Si adik datang dan langsung menanyakan "Mana, surat pengunduran diri kamu!" tanpa banyak berkata-kata si kakak membuat surat pengunduran dirinya. Langsung diserahkan saat itu juga. Ia hanya menghabiskan waktu 2 atau 3 hari di kantor hingga tgl 30 Desember'09
Kebetulan aku ada di kantor dan duduk tidak jauh dari mereka saat mereka melakukan pembicaraan terakhir mengenai surat pemberhentian kerja tersebut.
Selesai mereka berbicara, siadik pergi sebentar untuk urusan tertentu. Si kakak cerita bahwa si adik bilang kalau kakaknya jadi berhenti kerja, ia tidak dianggap saudara lagi. Si adik tidak mau tau lagi masalah apapun yang terjadi pada si kakak.

Aku binggung. Kenapa ? ......
Bukankah si Adik yang meminta si kakak mengundurkan diri?
Kenapa saat si kakak benar-benar mengundurkan diri, kata-kata itu yang ia terima ?
So........ Si kakak bilang dalam hatinya dan bilang pada aku " terserah, dia mau anggap saudara boleh, tidak boleh, aku nggak pusingin!"
Aku tersnyum "lucu ya!", mungkin si adik juga menyadari bahwa ia salah dalam mengambil keputusan.

Bila kita mengambil keputusan disaat emosi dan tanpa bertanya permasalahannya seperti apa. Tentu akan membawa hasil yang tidak baik.
Biar bagaimanapun, ia adalah kakak kita. Kakak yang harus kita bantu dan kita dukung.
Untuk itulah, kita harus selalu makin dewasa dalam mengambil keputusan. Bukan karena kita lebih banyak uang kita menjadi lebih berkuasa dari orang yang lebih tua dari kita.

Keputusan telah diambil, Untuk selanjutnya apakah Si kakak akan kembali bekerja lagi bila si adik memintanya untuk bekerja ? .... ( hanya Tuhan yang tahu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar